PROPOSAL
PENELITIAN ILMIAH MENGENAI PENGETAHUAN MASYARAKAT KOTA DEPOK TENTANG MAKANAN
YANG MENGANDUNG BORAKS DAN FORMALIN
Auda Indah Rianti
(1911188)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai macam bahan campuran
lain yang dibuat dan diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam
membuat makanan menjadi lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk
makanan di buat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Dimana bahan
kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat
berakibat fatal seperti penggunaan boraks dan formalin dalam campuran pembuatan
makanan. Hal ini sangat penting diketahui dan juga sangat memprihatinkan karena
fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus
diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan berakibat
buruk di masa depan.
Boraks
dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya. Walaupun begitu, karena
ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya banyak produsen makanan yang tetap
menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya,
alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet
makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena
harganya relatif murah dibanding bahan pengawet makanan yang tidak berpengaruh
buruk pada kesehatan, serta boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa
memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang lebih bagus.
1.2 Indentifikasi Masalah
Dalam karya tulis ini akan membahas pendeskripsian dari boraks dan
formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai
akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana
solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang
mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada
pangan yang diproduksinya?
2. Jenis pangan apa saja
yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
3.
Bagaimana mengetahui
suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4.
Apa akibat dari
penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5. Bagaimana penanganan
penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi
secara tuntas?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun tujuan diadakannya
penelitian ini adalah mengetahui pengertian boraks dan formalin. Mengetahui
jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada
proses pembuatannya. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan
formalin pada produk pangan. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas
penggunaan formalin dan boraks pada makanan.
1.5 Manfaat Penelitian
Masyarakat
dapat mengetahui ciri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin
sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya. Dapat menghindari secara
langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan. Dapat menambah
wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan
formalin pada produk pangan. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan
penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Boraks
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan
di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet
kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau,
mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks
biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat
dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering
digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat
dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan
sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini
tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika
terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a.
Tanda dan gejala
akut: Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat).
b.
Tanda dan gejala
kronis:
-
Nafsu makan menurun
-
Gangguan pencernaan
-
Gangguan SSP: bingung
dan bodoh
-
Anemia, rambut rontok
dan kanker.
2.2 Formalin
Formalin merupakan
cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga,
dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki
bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa
pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Jika terhirup akan
menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas
pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b.
Jika terkena kulit
akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata
akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur,
bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan
menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala,
pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya
pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
2.3 Cara Mengetahui
Makanan yang Menggunakan Boraks dan Formalin
Formalin dan boraks
merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan
racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi
kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar
konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena
itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Beberapa
contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin
adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam. Berikut adalah
beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks:
·Bakso yang
menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso
yang menggunakan banyak daging.
·Kerupuk yang
mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus
dan renyah.
·Ikan basah yang tidak
rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak
cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
·Tahu yang berbentuk
bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih
dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
·Mie basah yang awet
sampai 2 hari lebih pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat,
kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
2.4 Angket
Menurut http://id.wikipedia.org, Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis
untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket merupakan sebuah
pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau
hal-hal yang ia ketahui. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberi
jawaban yang tidaak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.
Terdapat dua jenis angket, yaitu:
a.
Angket
Terbuka
Angket terbuka (angket tidak berstruktur)
ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat
memberi isian sesuai kehendak dan keadaanya. Keuntungan angket terbuka bagi
responden, mereka dapat mengisi sesuai keinginan dengan keadaan yang dialaminya.
b.
Angket
Tertutup
Angket tertutup (angket berstruktur) adalah
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta
untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karekteristik dirinya dengan cara
memberi tanda silang atau tanda checklist.
Kelebihan
& kekurangan angket:
- Kelebihan:
-
Responden
dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungannya dengan peneliti
atau penilai.
-
Informasi
atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen.
-
Dapat
digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar dan jidakan
sampel.
- Kekurangan:
-
Ada
kemungkinan angket diisikan oleh orang lain yang bukan responden terpilih.
-
Hanya
diperuntukan bagi orang yang dapat melihat (membaca).
2.5 Hipotesis
1. Boraks dan formalin
merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil, kayu,
dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama
sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2.
Jenis pangan yang
menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah
tahu, tempe, bakso dan ikan asin, kerupuk, mie yang merupakan makanan
sehari-hari masyarakat di Indonesia.
3.
Akibat dari
penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan
pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang
berselaput yang terkena secara langsung dan bila terjadi secara terus menerus
dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
4.
Sebenarnya pemerintah
telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk
makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan
tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering
melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan
memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
BAB
III
METEOLOGI
PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Yang menjadi sumber data adalah beberapa
masyarakat di wilayah Depok yang di pilih secara acak sebanyak 20 orang.
3.2 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
korelatif. Yang dimaksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang
menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami
menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain.
Selain itu juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang
kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian ini bisa menjadi penelitian yang
benar dan tepat.
3.3 Instrumen Penelitian
Adapun teknik pengumpulan data yang kami
gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami dapat
menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan
membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada
pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.
3.4 Teknis Analisis Data
Cara dalam menganalisis data yang di dapat
yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang
diperlukan telah diperoleh dengan baik. kemudian memulai menghitung jumlah
data, setelah itu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari setiap pertanyaan
pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. Langkah berikutnya,
menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan
teori yang ada. Langkah terakhir, menuangkannya dalam penulisan ilmiah ini.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar