Minggu, 29 Juni 2014

PROPOSAL PENELITIAN ILMIAH




PROPOSAL PENELITIAN ILMIAH MENGENAI PENGETAHUAN MASYARAKAT KOTA DEPOK TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BORAKS DAN FORMALIN
Auda Indah Rianti
(1911188)
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai macam bahan campuran lain yang dibuat dan diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam membuat makanan menjadi lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan di buat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Dimana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal seperti penggunaan boraks dan formalin dalam campuran pembuatan makanan. Hal ini sangat penting diketahui dan juga sangat memprihatinkan karena fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan berakibat buruk di masa depan.

Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harganya relatif murah dibanding bahan pengawet makanan yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan, serta boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang lebih bagus.

1.2  Indentifikasi Masalah
Dalam karya tulis ini akan membahas pendeskripsian dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.

1.3  Rumusan Masalah
     1.  Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
   2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
      3.   Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
      4.    Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
    5.  Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?

1.4  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak di capai dalam pedoman untuk melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah mengetahui pengertian boraks dan formalin. Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya. Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.

1.5  Manfaat Penelitian
Masyarakat dapat mengetahui ciri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya. Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan. Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Boraks
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
     a.    Tanda dan gejala akut: Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat).
     b.    Tanda dan gejala kronis:
-       Nafsu makan menurun
-       Gangguan pencernaan
-       Gangguan SSP: bingung dan bodoh
-       Anemia, rambut rontok dan kanker.

2.2 Formalin
Formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut:
     a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
     b.  Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
   c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
   d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.

2.3 Cara Mengetahui Makanan yang Menggunakan Boraks dan Formalin
   Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam. Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks: 
    ·Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. 
     ·Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah. 
    ·Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin. 
     ·Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin. 
    ·Mie basah yang awet sampai 2 hari lebih pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.

2.4  Angket
Menurut http://id.wikipedia.org, Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberi jawaban yang tidaak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.

Terdapat dua jenis angket, yaitu:
      a.       Angket Terbuka
Angket terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberi isian sesuai kehendak dan keadaanya. Keuntungan angket terbuka bagi responden, mereka dapat mengisi sesuai keinginan dengan keadaan yang dialaminya.
      b.      Angket Tertutup
Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karekteristik dirinya dengan cara memberi tanda silang atau tanda checklist.

Kelebihan & kekurangan angket:
  • Kelebihan:
-       Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungannya dengan peneliti atau penilai.
-       Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen.
-       Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar dan jidakan sampel.
  • Kekurangan:
-       Ada kemungkinan angket diisikan oleh orang lain yang bukan responden terpilih.
-       Hanya diperuntukan bagi orang yang dapat melihat (membaca).

2.5  Hipotesis
     1. Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
     2. Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin, kerupuk, mie yang merupakan makanan sehari-hari masyarakat di Indonesia.
      3.  Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena secara langsung dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
     4.  Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.



BAB III
METEOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data
Yang menjadi sumber data adalah beberapa masyarakat di wilayah Depok yang di pilih secara acak sebanyak 20 orang.

3.2 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelatif. Yang dimaksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian ini bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.

3.3 Instrumen Penelitian
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.

3.4 Teknis Analisis Data
Cara dalam menganalisis data yang di dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. kemudian memulai menghitung jumlah data, setelah itu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari setiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. Langkah berikutnya, menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, menuangkannya dalam penulisan ilmiah ini.


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar