Jumat, 22 Maret 2013

Perilaku Produsen



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Definisi Produsen dan Produksi

Sebelum membahas mengenai perilaku produsen, kita perlu mengetahui apa itu produsen. Produsen adalah orang yang menghasilkan  barang atau jasa untuk dijual atau dipasarkan. Sedangkan produksi sendiri adalah usaha untuk menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk dapat memenuhi kebutuhan. Kegiatan produksi diukur dari jumlah barang atau jasa yang dihasilkan dalam periode tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Secara umum, subyek dalam ekonomi terbagi menjadi dua bagian, yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi. Dalam ilmu ekonomi makro mempelajari ekonomi dalam tatarannya terhadap kebijakan pemerintah dan tingkat pengangguran, sedangkan ilmu ekonomi mikro mempelajari variable ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan dan rumah tangga.
Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.
Pembahasan tentang perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Sehingga kendala pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.

1.2 Rumusan Masalah

     ·         Apa yang dimaksud dengan perilaku produsen?
     ·         Apa yang di maksud Teori produksi?
     ·         Apa saja faktor dan tujuan produksi?
     ·         Apa saja permasalahan produksi?
     ·         Apa fungsi produksi?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perilaku Produsen

Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga bisa di terima di masyarakat.
Di dunia ini pasti ada orang yang baik dan jahat begitu pun dengan prilaku produsen ada yang baik ada juga yang buruk.. Produsen yang baik itu produsen yang melakukan kegiatan produksi dengan jujur tidak mengganti barang-barangnya dengan yang tidak semestinya
Sedangkan, produsen yang tidak baik itu produsen yang melakukan kegiatan produksi secara tidak jujur banyak mengganti bahan-bahan untuk produksinya dengan yang tidak semestinya, seperti dalam jangka waktu dekat lalu produsen bakso yang mecampur bahan baksonya dengan daging celeng dan menambahkan bahan-bahan kimia lainnya agar mengurangi kerugian jika bakso tidak laku dalam hari itu juga. Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut : 
 1.      Perencanaan
Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
      2.      Pengorganisasian
Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
      3.      Pengarahan
Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
      4.      Pengendalian
Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.

2.2 Teori Produksi

Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. Di dalam menganalisis teori produksi mengenal dua hal:
Produksi jangka pendek, perusahaan memiliki input tetap dan menentukan berapa banyaknya input variabel yang harus dipergunakan. Untuk membuat keputusan, pengusaha akan memperhitungkan seberapa besar dampak penambahan input variabel terhadap produksi total. Pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuan harus menentukan dua macam keputusan:
     a)      Berapa output yang harus diproduksi
     b)     Berapa dan dalam kondisi faktor-faktor produksi (input) digunakan
Produksi jangka panjang suatu proses produksi tidak bisa diukur dengan waktu tertentu, misalnya 10 tahun, 5 tahun, 15 tahun dan seterusnya. Jangka panjang suatu proses produksi adalah jangka waktu di mana semua input atau faktor produksi yang dipergunakan untuk proses produksi bersifat variabel. Dengan kata lain, dalam jangka panjang tidak ada input tetap.
Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoristis, dalam menentukan keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
     1.      Bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum.
     2.      Bahwa produsen atau pengusaha beroprasi dalam pasar persaingan sempurna.

2.3 Teori Produksi dengan Satu Faktor Produksi (Input)

Teori Produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan satu faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan tingkat produksi barang. Teori produksi ini mengikuti hukum hasil lebih yang semakin berkurang (low of diminshing return) menyatakan bahwa: apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlah tenaga kerjanya terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan akan menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.

2.4 Faktor Produksi

Terdapat dua macam faktor produksi yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan:
  1. Faktor produksi asli, yang termasuk faktor produksi asli antara lain sebagai berikut :
·         Sumber Daya Alam, Contohnya : tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuh – tumbuhan, hewan, barang tambang.
·         Sumber Daya Manusia, Sumber daya manusia terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a). Tenaga Kerja Terdidik, Contoh: Manajer produksi bertugas untuk bertanggung jawab, mengatur, dan mengelola segala kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.
b).Tenaga Kerja Terlatih, Contoh: Tenaga produksi atau buruh kerja, security, driver, dll.
c). Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak TerlatihContoh: Office boy/girl, buruh angkut, dll.
2.   Faktor produksi turunan, yang termasuk faktor produksi turunan adalah modal dan keahlian (skill).

2.5 Tujuan Produksi

Dari kegiatan produksi ada beberapa tujuan yang akan tercapai yaitu :
1.         Menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2.         Mendapatkan keuntungan.
3.         Memaksimalkan sumber daya yang ada.
4.         Meminimalkan biaya produksi.
5.         Memaksimalkan hasil produksi.
6.         Mencari tambahan modal.

2.6 Permasalahan Produksi

Permasalahan produksi akan berpengaruh dalam faktor penjualan, karena kendala dalam penjualan adalah bagaimana cara suatu perusahaan memproduksi barang tersebut.
Biasanya kendala dalam produksi itu adalah kekurangan bahan mentah dan bahan pendukung untuk di olah, karena setiap memproduksi barang, perusahaan harus tahu dan mengerti keseimbangan bahan mentah agar bahan mentah tidak kekurangan bahan pendukung.Apabila saat mengolah bahan mentah kekurangan bahan pendukung, maka proses produksi akan terhambat.Maka dari itu dalam setiap perusahaan pasti akan menyusun sistem manajemen dengan membentuk dari Kepala Supervisor Produksi, Supervisor Produksi, Kepala Supervisor Divisi Produksi, Supervisor Divisi Produksi, Team Leader Produksi agar proses produksi terorganisir dengan baik dan proses produksi jauh terhindar dari permasalahan produksi yang akan menyebabkan kerugian dalam perusahaan.

2.7 Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi, jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f (L, R, C, T)
Dimana :
Q         = jumlah barang yang dihasilkan (quantity)
F          = symbol persamaan (function)
L          = tenaga kerja (labour)
R         = kekayaan alam (resources)
C         = modal (capital)
T         = teknologi (technology)

2.8 Produksi Optimal

Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan faktor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksioutput yang lain.
·         Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.




BAB III

PENUTUP


3.1 KESIMPULAN

            Sebagai produsen kita harus bertanggung jawab dengan barang yang akan diprodusi selain untuk melariskan barang dipasaran juga untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Untuk itu harus memperhatikan bahan dan proses pembuatannya. Beberapa konsep penting dalam perilaku produsen yaitu :
1.      Faktor Produksi
2.      Fungsi Produksi
3.     Least Lost Combination ( Menentukan kombinasi input yang memerlukan biaya terendah)

3.2 SARAN
            Dalam memproduksi dibutuhkan kejujuran, kedisiplinan, dan ketelitian tergantung dari individu masing-masing. Diadakannya sosialisasi bagaimana cara memproduksi yang baik dan benar bagi para wirausaha. Agar barang yang bisa bermanfaat bagi konsumen.

 
DAFTAR PUSTAKA

Mai, Candra dan Fitria Amalia. Teori Ekonomi Mikro, Jakarta: Esis, 2011.



Nama Kelompok:
Agi Setya Syamsudin (19111405)
Auda Indah Rianti (19111188)
Diah Tri Kusumawardani (12111501) 
Gover Pranata Marpaung (13111097)
Juniper Hamonangan Sihotang ( 13111892)
Muhamad Rizal Kahfi (14111705)
Rian Anjasfani (16111093)
·
2 KA 06